Menteri Pendidikan Menengah dan Dasar (Mendikdasmen) Republik Indonesia (RI), Abdul Mu'ti mengatakan pihaknya akan mewujudkan program Wajib Belajar 13 Tahun yang telah dicanangkan pada pemerintahan sebelumnya. Dengan begitu, pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) akan menjadi wajib ke depannya.
Berhubungan dengan hal tersebut, Mu'ti pun menyebut pembelajaran matematika akan mulai diberikan pada siswa TK. Setelah wacana ini menyebar, masyarakat menanyakan "Bagaimana bisa anak TK langsung disodorkan matematika?".
Baca juga: Mendikdasmen Kembali Singgung Pengajaran Matematika di Tingkat TK, Ini KatanyaBaca juga: Tentang Pengenalan Matematika di Tingkat TK, Pakar Pendidikan Beri Catatan IniUntuk menjawab keresahan banyak pihak, Mu'ti kemudian memberikan praktik belajar matematika bagi siswa TK secara langsung. Ia memberikan contoh saat menjalani kunjungan kerja pertamanya ke TK Angkasa Sri Mulyono Herlambang, Palembang, Sumatera Selatan pada Jum'at (31/10/2024).
Berhitung Sambil Bermain-MakanMu'ti sadar bahwa pola pembelajaran matematika bagi siswa TK tak boleh dibuat sembarangan. Menurutnya, siswa TK bisa belajar berhitung sambil bermain.
"Kenapa saya dan kami memilih berkunjung ke TK? Sebagai rujukan saya yang pertama dan bagian dari upaya dalam mengenalkan sedikitnya matematika untuk TK," kata Mu'ti di TK Angkasa Lanud Palembang, Sumatera Selatan, Jum'at (31/10/2024).
Mu'ti berusaha menampik keresahan kebanyakan masyarakat tersebut. Ia mengatakan pembelajaran bisa dimulai dari permainan sederhana.
"Karena selama ini banyak masyarakat memahami wah ini masih kecil-kecil.Tadi saya mengenalkan bagaimana matematika untuk TK. Saya kenalkan konsep belajar matematika sambil bermain," tuturnya.
Selain menyenangkan, belajar sambil bermain ini menurutnya bisa menjadi melatih motorik sekaligus karakter. Dengan pendidikan seperti ini yang dilakukan sejak TK, Mu'ti optimis generasi selanjutnya akan lebih kuat.
"Pengenalan konsep-konsep matematika dengan bermain. Gerakan motoriknya bisa tetap berjalan, pembentukan karakternya berjalan, dan akhirnya kita bisa membangun generasi kuat sejak dini," kata Mu'ti.
Dalam kesempatan kunjungan ke TK Angkasa Lanud, Mu'ti mencontohkan pembelajaran lewat makanan. Siswa terlihat antusias menghitung jumlah buah yang mereka rangkai jadi sebuah sate buah.
Selain itu, Mu'ti mengajak lima siswa untuk berjajar di depan kelas. Kemudian ia membimbing siswa menghitung penjumlahan lewat jajaran siswa tersebut.
Selaras dengan upayanya ini, Mu'ti berharap anggaran dana untuk pendidikan bisa ditingkatkan. Dalam kunjungannya, turut hadir juga Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Hetifah Sjaifudian.
"Suatu kehormatan bagi kami dapat didampingi oleh Ibu Hetifah Sjaifudian. Dengan kunjungan ini, Ibu Hetifah dapat melihat langsung situasi di lapangan, khususnya TK. Harapannya, upaya bersama kita untuk membangun Generasi Emas 2045 bisa diwujudkan secara bertahap melalui penguatan PAUD," katanya.
Baca juga: Arah Kebijakan Pendidikan di Bawah Kepemimpinan KemendikdasmenMendikdasmen menjelaskan bahwa Palembang dipilih sebagai lokasi pertama kunjungan kerja karena kekayaan sejarahnya.
"Sumatra Selatan, khususnya Palembang, adalah salah satu pusat peradaban dunia. Kejayaan indonesia dimulai dari Kerajaan Sriwijaya. Daerah ini menjadi pusat interaksi dan pengembangan budaya Indonesia yang berperan membentuk jati diri bangsa kita," katanya.
Video: Beda Pandangan Guru dan Siswa soal Urgensi Ujian NasionalSelanjutnya:Cacing Gelang Sangat Berbahaya bagi Manusia, Ternyata Virus Ini Penyebabnya